Contohnya ialah dampak negatif pemanasan berulang produk minyak jelantah.
Penggunaan minyak goreng berulang pada panas tinggi akan menaikkan kadar lemak jenuh yang dapat menyebabkan penyakit kardiovaskuler (PJK dan stroke).
Minyak goreng yang digunakan lebih dari empat kali akan mengalami oksidasi akan membentuk zat berbahaya yaitu gugus peroksida, asam lemak trans, dan asam lemak bebas.
Gugus peroksida dalam dosis besar dapat merangsang terjadinya kanker kolon.
Konsumsi asam lemak trans akan menaikkan kadar LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
Meningkatnya asam lemak bebas akan menurunkan titik asap minyak goreng.
R&D teknologi pengolahan dikembangkan oleh Negara-negara maju agar karakteristik minyak jelantah dapat lebih tahan pada pemanasan berulang.