Blog

Formalin adalah bahan kimia berbahaya yang kerap dicampurkan ke makanan oleh pedagang curang. Sebagai konsumen kita pun jadi waswas, takut bila tanpa sengaja membeli makanan berformalin dan meracuni diri dan keluarga sendiri. Untungnya, ada cara untuk menghilangkan kadar formalin dari makanan yaitu :

1. Mie Basah
Untuk mie basah, caranya lebih mudah lagi. Cukup rendam saja mie dalam air panas selama 30 menit. Teknik sederhana ini terbukti dapat menghilangkan kandungan formalinnya hingga 100%. Jangan lupa, cuci kembali mie dengan air biasa setelah perendaman untuk memastikan tidak ada sisa formalin yang masih menempel.
2. Tahu
Tahu yang berformalin pun bisa dinetralkan dengan cara yang mudah. Cara terbaik adalah dengan merebusnya sampai mendidih kemudian menggorengnya. Teknik ini terbukti dapat menghilangkan hampir semua kandungan formalin di dalam tahu tersebut. Cara lain juga bisa dilakukan dengan mengukusnya atau merendamnya di air panas. Namun, kedua cara ini hanya dapat mengurangi kandungan formalinnya, bukan menghilangkannya secara total.




3. Ikan Asin
Ikan asin yang berformalin perlu direndam selama 60 menit agar formalinnya terlepas dari ikan dan terlarut ke air rendamannya. Level formalin akan berkurang sebanyak 61.25% bila ikan asin direndam dalam air biasa. Sebaiknya, perendaman ikan asin dilakukan di air garam karena dapat menghilangkan level formalin hingga 89.5%.
4. Ikan Segar
Ikan segar yang diberi formalin juga bisa dinetralkan kembali sehingga aman untuk dikonsumsi. Campurkan cuka ke dalam air hingga konsentrasinya mencapai 5%. Kemudian, rendam ikan di larutan tersebut selama 15 menit.
Sumber : Heny Budi Utari, PhD.
Manusia untuk menjaga keberlangsungan hidupnya perlu makan dan minum. Konsumsi makanan dan minuman memberi energi bagi manusia. Sel-sel tubuh manusia berupa sel darah merah dan putih memperoleh energi dari konsumsi makanan dan minuman. Akan tetapi makanan dan minuman bisa mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya yang dapat merusak sel-sel dalam tubuh. Pada awalnya sel-sel dalam tubuh akan teracuni, sehingga sakit dan akhirnya mati.
Berikut beberapa hal yang dapat anda jumpai sehari-hari sehingga selanjutnya anda bisa mencegah potensi bahaya yang akan datang :

Potensi cemaran bahan kimia mungkin terkandung dalam bahan pangan. Sayuran dan buah masih mengandung residu pestisida.
Cuci sayuran dengan air bersih dan mengalir sehingga sisa pestisida yang terkandung di permukaan sayuran ikut larut dalam air.
Buah Jambu dari Taman Buah Mekarsari
Buah dari Taman Buah Mekarsari
Ayam negeri diberikan antibiotika atau obat sehingga masih mengandung sisa bahan kimia. Untuk mengurangi cemaran bahan kimia seperti obat hormon pertumbuhan ayam, hindari makan ayam di area lokasi ayam disuntik hormon yaitu leher.
Senyawa kimia yang potensial menimbulkan bahaya juga dapat terbentuk selama pengolahan makanan.
Bagi yang suka jajan makanan dan minuman, perhatikan karakteristik makanan minimal dari tekstur serta warna makanan dan minuman. Warna makanan yang terang dan mencolok mungkin berasal dari pewarna tekstil. Penggunaan pewarna tekstil murah dan menghasilkan warna yang menarik jika dilihat.
Contohnya rhodamin B menghasilkan warna merah yang kuat, metanil yellow menghasilkan warna kuning mengkilat dan mencolok.
Bagian gosong pada makanan yang diolah dengan cara dibakar sebaiknya jangan dimakan karena bagian tersebut telah berubah secara kimia dan bersifat karsinogenik sehingga dapat menimbulkan kanker.
Pemakaian minyak jelantah berulang kali juga perlu diperhatikan. Biasanya minyak jelantah dipakai berkali-kali sampai minyak berubah warna menjadi hitam. Yang perlu anda perhatikan minyak membentuk senyawa kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik dan dapat meyebabkan kanker.
Makanan yang dapat anda jumpai sehari-hari seperti tahu, bila diberi pewarna tekstil metanil yellow akan kelihatan kuning mengkilat. Semua permukaan tahu akan mengalami warna yang seragam. Bandingkan dengan pewarna tahu dari bahan alami seperti kunyit, biasanya warna akan kuning kusam. Tahu juga akan memiliki warna yang tidak tersebar rata di permukaannya.
tahu ditunjuk oleh jari tangan
Bahan pangan seperti ayam dan ikan diberi pengawet formalin agar tidak cepat membusuk. Formalin dipakai dalam dunia medis untuk mengawetkan mayat agar tidak cepat membusuk. Formalin juga dipakai untuk menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di suatu area. Tekstur makanan yang sudah diberi formalin berubah menjadi lebih kaku dan tegang. Bau makanan pun akan menjadi menyengat. Lalat juga tidak mau menghinggapi karena mengandung formalin.
Perhatikan testur makanan yang anda makan seperti bakso, adonan kerupuk dan lontong. Penggunaan bahan kimia boraks dapat menyebabkan makanan menjadi kenyal.

Jangan konsumsi makanan yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya. Perhatikan makanan dan minuman yang anda makan. Sayangi tubuh anda karena kesehatan itu mahal.
Berikut adalah beberapa tips yang menyediakan cara mudah untuk mengecek beras plastik atau bukan: 
1. Jika berada di pasar, sebagai pembeli yang bijak, cara yang paling mudah adalah dengan memanfaatkan indera yang ada. 
Dengan indera penciuman, pembeli sebaiknya mencium beras tersebut. Bau plastik dan bau beras tentu saja berbeda. 
Dengan indera rasa, beras asli akan memiliki rasa manis karena mengandung glukosa karbohidrat. Sedangkan beras palsu rasanya hambar dan tawar tidak memiliki rasa. 
Dengan indera sentuh, beras asli akan memiliki tekstur beras sedikit lebih kasar, warnanya putih dan bening tapi tidak seluruhnya. Sedangkan beras palsu yang terbuat dari plastik maka tektur beras akan lebih lembut, licin dan berwarna putih. 

2. Pada rumah tangga yang paling umum dan sehari-hari cara berikut yang paling mudah dilakukan. Setrika contoh beras yang dicurigai. Jika tidak lengket berarti bukan plastik. 

3. Bandingkan harga. Harga bijih plastik dan plastik hasil daur ulang pada umumnya lebih mahal daripada harga beras.


Harga PVC (Poly Vinyl Chloride) regional Asia sekarang sekitar USD 800-900 per ton atau Rp 10.000 per kg (dengan nilai tukar 1 USD = Rp 13.000,-). Untuk harga retail PE (Poly Ethylene) dan PP (Poly Propylene) sekarang yaitu Rp 22.000,- per kg 
Sedangkan harga beras di pasar sekarang sekitar Rp 8.000,- s.d. Rp 9.000,- per kg.

4. Kalau tenggelam dalam air, berarti memang beras, bukan plastik yang terdiri dari jenis PP, PE ataupun Polyolefin lainnya.

5. Ambil contoh beras, lalu bakar contoh di furnace. Periksa apakah hasil terdapat kadar abu atau tidak. Polimer kadar abu untuk contoh beras pada umumnya nol. Bila terdapat kadar abu kemungkinan mengandung kompon plastik.
Silakan baca artikel terkait Kasus Beras Plastik Di Indonesia, Fakta Atau Rumor?

Plastisizer merupakan salah satu bahan kimia yang ditambahkan untuk meningkatkan beberapa sifat dari polimer, misalnya kemampuan kerja (workability), ketahanan terhadap panas (heat resistance), ketahanan terhadap temperatur rendah (low-temperature resistance), ketahanan terhadap cuaca (weathering resistance), sifat insulasi (insulation properties), ketahanan terhadap minyak (oil resistance), fleksibilitas, plastisistas dan fluiditas, dll.
Terdapat jenis plastisizer atau peliat yang merupakan senyawa yang sangat berbahaya yaitu Diethylhexyl phthalate (DEHP), menurut sistem penamaan IUPAC. Senyawa tersebut juga bisa disebut Bis (2-ethyl hexyl) phthalate (BEHP). Penamaan lain yaitu Diocyl-Phthalate (DOP).


Makanan yang tercemar oleh plastisizer tersebut dapat mengakibatkan penyakit kanker dan leukemia, serta penyakit endocrine disruptors yang dapat memicu ketidaknormalan sistem reproduksi khususnya laki-laki. 
Resiko tersebut dapat terjadi delapan kali lebih tinggi bagi anak-anak di banding laki-laki dewasa. Karena alasan tersebut anak-anak merupakan korban yang paling rentan terkena resiko efek bahan berbahaya DEHP bila senyawa DEHP tersebut terkonsumsi oleh mereka. 
Sebagai tambahan, DEHP ternyata juga dapat mengakibatkan konsumen mengalami irregular rythme jantung (in vitro).
Umumnya pada industri pangan, kecurangan yang terjadi ialah senyawa plastisizer DEHP digunakan sebagai campuran dalam emulsifier. Emulsifier merupakan bahan penolong untuk membuat produk pangan yang terdiri dari lemak dan air agar dapat tercampur dengan baik.



DEHP juga sering digunakan sebagai plastisizer bagi industri produksi plastic PVC (Poly Vinyl Chloride). Tujuan penggunaan DEHP agar plastik menjadi bersifat lebih fleksibel. DEHP dapat meningkatkan plastisistas dan fluiditas dari film plastik. Bila jenis plastik yang digunakan oleh industri pangan yang mengandung plastisizer tersebut langsung bersentuhan dengan makanan, plastisizer dapat bermigrasi masuk kedalam makanan, sehingga makanan tersebut tercemar
Makanan yang tercemar oleh plastisizer apabila melebihi maksimal residu yang telah ditetapkan, harus dilarang untuk diedarkan, dikonsumsi dan harus segera ditarik dari peredaran sesuai dengan regulasi internasional yang dibuat oleh Codex Alimentarius Commission maupun pemerintah setempat. 

Silakan baca artikel terkait Tips Termudah Mengecek Beras Plastik Atau Bukan
Lima Kunci Utama Untuk Keamanan Makanan

1. Jagalah kebersihan
  • Cucilah tangan sebelum memasak makanan dan sesering mungkin selama memasak makanan.
  • Cucilah tangan sesudah dari toilet.
  • Cuci dan sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan makanan dan alat untuk memasak makanan.
  • Jagalah area dapur dan makanan dari serangga, hama dan binatang lainnya.
Mengapa?
Walaupun kebanyakan mikroba tidak menyebabkan gangguan kesehatan, namun mikroba patogen tersebar luas baik pada makhluk hidup maupun di tanah dan air. Mikroba ini terbawa oleh makanan, peralatan dan serbet yang dapat mencemari makanan dan menyebabkan penyebaran penyakit.

2. Pisahkan makanan mentah dari makanan matang
  • Pisahkan daging sapi, daging unggas dan daging ikan atau hasil laut dari makanan lain. 
  • Gunakan peralatan yang terpisah, seperti pisau dan talenen untuk mengolah bahan mentah. 
  • Simpan makanan dalam wadah terpisah untuk menghindari kontak makanan dan kontak mentah. 
Mengapa?
Makanan mentah, terutama daging sapi, daging unggas dan makanan hasil laut dan cairan yang ditimbulkannya dapat mengandung mikroba patogen yang dapat mencemari makanan lainnya selama pengolahan dan penyimpanan. 

3. Masaklah dengan benar
  • Masaklah makanan dengan benar terutama daging sapi, daging unggas, telur dan makanan hasil laut. 
  • Rebuslah makanan seperti sup sampai mendidih dan usahakan agar suhu internalnya mencapai 700C. Untuk daging, usahakan cairannya bening, tidak berwarna merah muda.  
  • Panaskan makanan kembali secara benar. 


Mengapa?
Memasak makanan dengan tepat dapat membunuh mikroba patogen. Makanan yang dimasak dengan suhu internalnya mencapai 700C, dapat memberi kepastian makanan aman untuk dikonsumsi. Terutama yang harus diperhatikan adalah daging, terutama daging cincang, daging panggang utuh dan potongan daging besar. 

4. Jagalah makanan pada suhu aman
  • Jangan membiarkan makanan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam.
  • Simpan segera semua makanan yang cepat rusak dalam kulkas, sebaiknya disimpan di bawah suhu 50C.  
  • Pertahankan suhu makanan lebih dari 600C sebelum disajikan.
  • Jangan menyimpan makanan terlalu lama dalam kulkas.   
  • Jangan biarkan makanan beku mencair pada suhu ruang. 


Mengapa?
Mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang, Dengan menjaga suhu di bawah 50C atau di atas 600C, pertumbuhan mikroba lebih lambat atau terhenti. Beberapa Mikroba dapat berkembang biak pada suhu di bawah 50C. 

5. Gunakan air dan bahan baku yang aman
  • Gunakan air yang aman atau buat agar air aman.
  • Pilih makanan segar dan bermutu.
  • Pilihlah cara pengolahan yang menghasilkan makanan yang aman, seperti susu yang sudah dipasteurisasi. 
  • Cucilah buah-buahan atau sayuran terutama yang dimakan mentah.    
  • Jangan mengkonsumsi makanan yang sudah kadaluarsa. 
Mengapa?
Bahan baku termasuk air dan es dapat dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen dan bahan kimia yang berbahaya atau dilarang. Racun dapat terbentuk dari makanan yang rusak dan berjamur. Memilih bahan baku dan perlakukan sederhana seperti mencuci dan mengupas kulitnya dapat mengurangi resiko kesehatan makanan.

Silakan baca artikel terkait Kenapa Pengetahuan Bahan Pangan Dan Produk Pangan Perlu Dipelajari?



Penyalahgunaan Formalin, Boraks, Methanil Yellow, Rhomadin B dalam makanan dapat membahayakan keselamatan konsumen dan karena itu dapat diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan atau denda paling banyak Rp 600.000.000,-.


Silakan baca artikel terkait Bagaimana Agar Konsumen Tidak Salah Memilih Produk Makanan BerbahayaYang Mengandung Formalin, Boraks, Methanil Yellow Dan Rhodamin B?
Konsumen mempelajari ciri-ciri makanan berbahaya yang mengandung Formalin, Boraks, Methanil Yellow dan Rhodamin B sehingga mengetahui bagaimana cara menghindari produk yang mengandung bahan-bahan berbahaya tersebut. 

Konsumen juga harus lebih selektif dan berhati-hati memilih produk makanan yang akan dikonsumsi dengan cara tidak segan-segan menanyakan kepada penjual makanan apakah produknya mengandung Formalin, Boraks, Methanil Yellow dan Rhodamin B atau tidak.

Berikut Tips Agar Konsumen Tidak Salah Memilih Produk Makanan Berbahaya:
1. Pilih produk makanan yang sudah terdaftar.
2. Pilih makanan yang warnanya tidak mencolok.
3. Pilih pewarna makanan yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan. 
4. Konsumen bisa melihat bahan yang terkandung pada label makanan. Lihat juga Nomor pendaftaran produk (BPOM RI MD atau ML), pencantuman aturan penggunaan dan tanggal kadaluarsa produk (expired date/exp. date).
Silakan baca artikel terkait  Apa Saja Bahan Yang Dilarang Digunakan Pada Makanan?